Tuesday, October 21, 2008

SANG AMANAH (28)

(28)

7. Acara Perpisahan

Jam tujuh pagi hari Minggu itu SMU 369 sudah mulai ramai. Seolah-olah hari itu hari sekolah biasa. Beberapa orang orang tua murid ikut hadir. Termasuk pak Suryanto yang sudah menunggu-nunggu hari Minggu ini untuk bisa berkunjung ke sekolah. Dia ingin bertemu dengan pak Suprapto untuk mengucapkan selamat memasuki pensiun. Dia ingin menemui pak Umar untuk mengucapkan terima kasih. Karena, alhamdulillah, istrinya selama dua belas hari ini, benar-benar menunjukkan kemajuan sangat luar biasa. Dia sudah bisa bangun dari tempat tidur sesudah seminggu mencoba terapi jus dan memakan umbi tumbuhan ‘dewa’ yang disarankan pak Umar. Dan sejak itu, dia sudah bisa melakukan shalat dengan normal. Ya.. betul-betul suatu anugrah Allah Yang Maha Pemurah. Ningsih, istrinya itu jadi rajin bangun tengah malam untuk melakukan shalat tahajud. Dan sekarang pak Suryanto ingin menyampaikan berita gembira ini, meskipun mungkin masih terlalu awal, kepada pak Umar.

Sudah jam tujuh lebih empat puluh menit. Undangan dan murid-murid SMU 369 masih berdatangan. Pak Suprapto datang bersama istrinya, ibu Sulastri dan anaknya yang paling bungsu, Hendrawan, yang baru saja diwisuda di ITB. Pak Umar hadir beserta ibu Fatimah yang kelihatan anggun dan cantik dalam kesederhanaan pakaian muslimah berjilbab. Ada juga pak Martias suami ibu Sofni, pak Alamsyah suami ibu Purwati. Dua yang terakhir ini datang sebagai tamu khusus pak Suprapto karena beliau-beliau ini juga sama-sama guru dan pernah sama-sama mengajar di sekolah yang sama dulu. Keduanya sekarang juga menjadi kepala sekolah SMU.

Pak Suryanto yang melihat kedatangan pak Umar segera mendekatinya. Mereka bersalaman. Pak Umar memperkenalkan istrinya, ibu Fatimah kepada pak Suryanto. Mereka terlibat dalam bincang-bincang basa-basi sampai saat pak Suryanto mengatakan;

‘Saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak Umar?’

‘Alhamdulillah, kenapa rupanya, pak? Apakah Adrianto sekarang juga taat melaksanakan shalat di rumah? Di sekolah beberapa kali saya perhatikan dia hadir di mesjid sekolah.’

‘Ya, betul pak. Alhamdulillah. Anak itu berubah sekali sekarang. Shalat magrib dia pergi ke mesjid di depan rumah.’

‘Syukurlah, pak. Mudah-mudahan dia menjadi anak yang shalih. Tidak bisa tidak, agama itu memang sangat penting di tengah-tengah kemajuan zaman seperti sekarang ini.’

‘Tapi pak, ada yang lebih penting yang ingin saya sampaikan?’

‘Oh ya, pak? Maaf, bagaimana keadaan ibuk?’

‘Ya, itu persis yang ingin saya sampaikan, pak. Alhamdulillah pesat betul kemajuannya. Sejak hari Sabtu yang lalu, seminggu yang lalu, dia coba bangun dan berjalan-jalan dalam rumah. Dan dia bisa. Dia coba melakukan shalat sambil duduk di lantai, dengan sujud biasa, dan bisa. Dan sejak kemarin, dia bisa melaksanakan shalat dengan normal, dengan berdiri. Benar-benar mukjizat Allah. Saya benar-benar bersyukur. Dan saya berterima kasih banyak kepada bapak.’

‘Alhamdulillah…. Betul. Itu namanya rahmat dan kasih sayang Allah. Sayapun ikut berbahagia mendengarkannya. Saran saya lanjutkan terapi itu, dan banyak-banyak berdoa kepada Allah. Mudah-mudahan Allah menyembuhkan ibu Ningsih sampai sehat sempurna kembali.’

‘Terima kasih pak. Dia juga rajin melakukan shalat tahajud. Dia bangun tengah malam dan shalat. Kami shalat tengah malam dan berdoa.’

‘Alhamdulillah…alhamdulillah… Insya Allah kapan-kapan saya akan datang mengunjungi ibu Ningsih lagi, mungkin dengan istri saya.’

‘Silahkan, pak. Silahkan. Kami menanti kedatangan bapak.’

Pak Suprapto dan istrinya yang dari tadi melihat lalu menghampiri mereka yang sedang asyik membicarakan berita yang sangat menggembirakan itu. Pak Suprapto yang tidak mengetahui isi pembicaraan sebelumnya, sesudah bersalaman menanyakan.

‘Bagaimana keadaan ibu Ningsih, pak Suryanto?’

‘Alhamdulillah, pak. Benar-benar mu’jizat Tuhan. Banyak sekali kemajuan kesehatannya. Saya baru saja mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pak Umar. Sekarang istri saya sudah bisa berjalan-jalan di dalam rumah.’

‘Wah, syukurlah. Bagus sekali kalau begitu. Manjur sekali obat yang diberitahukan pak Umar. Mudah-mudahan cepat baik sampai tuntas deh. Saya ikut mendoakan.’

‘Terima kasih pak. Mudah-mudahan begitu.’

‘Jadi masih diteruskan terapi jusnya, pak Suryanto?’ ibu Sulastri istri pak Suprapto yang pernah mendengar cerita itu dari suaminya, ikut bertanya.

‘Benar sekali bu. Masih diteruskan. Juga umbi yang disarankan pak Umar itu masih tetap dimakannya.’

Sementara mereka meneruskan obrolan-obrolan itu, tiba-tiba terdengar pemberitahuan melalui pengeras suara bahwa acara akan segera dimulai, dan kepada para undangan diminta untuk mengabil tempat duduk. Pak Suprapto beserta tamu-tamunya duduk di jajaran kursi paling depan.


*****


Jam delapan tepat acara dibuka. Pembawa acara adalah dua orang murid kelas dua, masing-masing Shanti dan Anita yang pagi ini berpakaian kebaya. Keduanya bergantian membacakan susunan acara. Sesudah pembukaan, acara dilanjutkan dengan sambutan-sambutan seperti yang sudah direncanakan. Sambutan pertama adalah dari ibu ketua panitia, ibu Purwati. Ibu Purwati menyampaikan ucapan selamat datang kepada semua undangan, ucapan terima kasih kepada semua fihak yang telah mempersiapkan acara pagi hari itu, dan akhirnya mengucapkan terima kasih kepada bapak Suprapto yang telah memimpin SMU 369 selama lima tahun terakhir. Pidato ibu Purwati singkat dan padat.

Sambutan kedua adalah dari bapak Suprapto. Beliau berpidato sebagai berikut;

‘Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bapak-bapak dan ibu-ibu yang mewakili orang tua murid, bapak-bapak dan ibu-ibu para undangan, bapak-bapak dan ibu-ibu guru teman sejawat, bapak-bapak dan ibu-ibu yang membantu pekerjaan administrasi dan pemeliharaan gedung sekolah, serta anak-anakku sekalian.

Pertama-tama saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan bapak-bapak, ibu-ibu dan anak-anakku untuk menghadiri acara di pagi hari ini. Pada hari ini atau hari kemarin tepatnya, selesailah sudah masa pengabdian saya sebagai seorang guru, profesi yang saya geluti sejak saya masih sangat muda, tiga puluh enam tahun yang lalu. Selama jangka waktu itu saya telah ditugaskan dari sekolah yang satu ke sekolah yang lain. Saya telah merajut pengalaman sebagai pendidik dengan segala suka dan dukanya di tiap-tiap sekolah tempat saya ditugaskan itu, dan saya telah di lepas untuk pindah dari tidak kurang sembilan sekolah. Ada sekolah dimana saya bertahan sampai enam tahun sebelum dimutasikan ke sekolah lain namun ada pula yang hanya saya datangi selama dua tahun saja, sesuai dengan penugasan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Di sekolah ini saya telah bertugas sejak lima tahun yang lalu. Saya biasanya selalu berusaha untuk menikmati penugasan di setiap sekolah dimana saya ditempatkan, dan yang terakhir ini, mungkin karena sesudah ini saya tidak akan ditugaskan lagi, benar-benar mempunyai arti yang sangat khusus bagi saya. Saya sangat berterima kasih kepada bapak-bapak dan ibu-ibu rekan-rekan sesama guru yang telah memberikan kerja sama yang sangat baik selama ini. Dukungan dan bantuan rekan-rekan telah meningkatkan semangat saya untuk berusaha memajukan pendidikan di sekolah ini. Saya percaya kita telah berbuat sesuatu untuk meningkatkan citra sekolah ini meskipun hasilnya mungkin belum sepenuhnya memuaskan. Kita telah berusaha menyiapkan prasarana yang diperlukan bagi kepentingan belajar dan mengajar, seperti tambahan lokal tempat belajar, penyempurnaan laboratorium, sarana olah raga, mesjid sekolah dan sebagainya. Semua ini dimungkinkan berkat bantuan orang tua murid khususnya dan rekan-rekan guru umumnya yang ikut memberikan sumbang saran dan pengawasan. Saya secara khusus ingin mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga pula kepada orang tua murid melalui POMG yang banyak memberikan bantuan moril serta materil selama saya bertugas di sini. Saya telah berusaha menempatkan diri saya sebagai pemegang amanah bapak-bapak dan ibu-ibu orang tua murid untuk meningkatkan sarana pendidikan yang ada. Saya bersyukur bahwa kepercayaan yang diberikan kepada saya telah saya tunaikan seperti yang bapak-bapak dan ibu-ibu dapat melihatnya. Bukanlah maksud saya ingin menonjolkan hasil karya saya dalam meningkatkan fasilitas dan sarana sekolah, karena saya tidak mungkin mengerjakan hal itu sendiri tanpa bantuan bapak-bapak dan ibu-ibu POMG, tapi saya merasa perlu menyampaikannya sebagai sebuah laporan pertanggung jawaban.

Saya ulangi ucapan terima kasih kepada segenap staf guru-guru yang telah memberikan kerja sama yang baik. Yang telah senantiasa memberikan sumbang saran dan kritik. Saya menikmati kerja sama ini. Sumbang saran maupun kritikan itu saya jadikan barometer untuk mengukur sejauh mana keberhasilan kita meningkatkan mutu pendidikan di sekolah ini. Secara jujur saya akui bahwa hasil yang kita capai dalam hal kemajuan pendidikan ini masih jauh dari yang kita harapkan. Tapi kita sudah bergerak, sudah melangkah ke arah perbaikan itu. Sudah ada murid kita yang berhasil memasuki perguruan tinggi negeri terbaik seperti ITB dan UI. Mudah-mudahan gerak langkah maju ini akan semakin mantap di masa-masa yang akan datang. Mudah-mudahan akan semakin banyak lulusan sekolah kita ini diterima di perguruan tinggi terbaik di negeri kita.

Kepada bapak-bapak dan ibu-ibu yang mengurus administrasi sekolah, serta kerapihan dan keamanan sekolah, saya juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kerja sama yang telah diberikan selama ini. Bapak-bapak dan ibu-ibu adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari sekolah ini. Berkat bantuan bapak-bapak dan ibu-ibulah sekolah ini dapat berdiri kokoh, rapi, bersih, aman dan serba teratur. Semua ini sangat penting bagi terlaksananya proses belajar mengajar yang baik di sekolah ini.

Akhirnya kepada anak-anakku, murid-muridku yang aku sayangi. Kalian bagaikan harta karun yang sangat berharga bagi saya. Kalian adalah anak-anak muda yang berpotensi dan berpeluang besar untuk maju. Masa depan kalian dapat kalian persiapkan dari sini, dari sekolah ini. Saya ingin mengingatkan kalian bahwa kalian adalah harapan banyak orang. Pertama-tama kalian adalah harapan orang-orang tua kalian. Mereka telah menitipkan pendidikan kalian kepada kami guru-guru di sini. Maka oleh karena itu kalian adalah harapan kami pula. Kami ingin kalian merebut prestasi cemerlang. Kami ingin kalian berhasil mencapai cita-cita kalian. Kami para guru-guru telah bekerja keras untuk mendidik, mengajari kalian. Tapi di samping itu diperlukan kesungguh-sungguhan kalian sendiri untuk mencapai semua yang diharapkan baik oleh diri kalian, orang tua kalian maupun guru-guru kalian. Dan akhirnya kalian adalah harapan bangsa yang besar ini. Bangsa ini menunggu prestasi gemilang kalian. Oleh karena itu saya pesankan, gunakanlah sarana sekolah ini untuk mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya. Gunakanlah masa muda kalian yang penuh keceriaan ini dengan hati-hati agar kalian tidak kecewa dan mengecewakan orang-orang yang menaruh harapan pada kalian.

Pada kesempatan ini, izinkanlah saya secara resmi memperkenalkan pengganti saya untuk memimpin SMU 369, bapak Drs. Umar Hamzah MPd. Beliau yang jauh lebih muda dari saya ini, sudah saya kenal sejak sekitar lima tahun yang lalu waktu kami sama-sama bertugas di SMU lain. Meskipun beliau masih muda dari saya, sejujurnya saya sangat mengagumi beliau yang sangat teguh memegang disiplin dan tanggung jawab, seorang yang sangat jujur dan amanah, seorang yang perduli dan setia kawan. Beliau adalah seorang yang berkepribadian sederhana, sebuah kesederhanaan yang kadang-kadang sangat mencengangkan. Saya mohon maaf, pak Umar, saya sampaikan hal-hal ini dengan harapan bapak-bapak dan ibu-ibu yang lain akan dapat dengan sangat mudah bekerja sama dengan beliau.

Sebelum saya tutup pidato perpisahan saya ini, saya ingin minta maaf yang setulus-tulusnya kepada semua pihak, kepada para orang tua murid melalui perwakilan POMG, kepada semua guru-guru, kepada semua petugas administrasi dan keamanan sekolah, kepada semua murid-murid. Selama pergaulan kita lima tahun terakhir ini, tentu banyak kekeliruan-kekeliruan yang saya perbuat, yang mungkin menyinggung, atau melukai bapak-bapak dan ibu-ibu serta anak-anakku sekalian, oleh karenanya sekali lagi saya mohon maaf.

Saya sudahi sambutan saya ini dengan harapan dan doa, mudah-mudahan SMU 369 akan tetap dapat meningkatkan prestasinya di masa yang akan datang.

Sekian dan terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.’

No comments: