Keselamatan bagimu wahai sahabat
Di setiap hari di setiap saat
Dari Allah menerima rahmat
Semoga hidupmu senantiasa berkat
Ingin aku berbagi cerita
Tentang negeri yang entah bagaimana
Tak pernah luput dari berita
Serba menyedihkan dan tercela
Cerita yang selalu saja nelangsa
Meluluhkan hati menimbulkan hiba
Melihat rakyat dirundung duka
Derita bagai tiada habisnya
Ketika hujan banjir menerpa
Ketika panas pengap udara
Habis yang satu yang lain tiba
Berulang-ulang diterjang gempa
Gunung api menggerung murka
Memuntahkan lahar beserta lava
Menerjang kampung di lerengnya
Batu menggelinding membuat binasa
Padahal ketika ku pandang-pandang
Negerinya elok sayang disayang
Bersawah luas kebun berjenjang
Danau dan laut luas terbentang
Tanahnya subur bukan kepalang
Tongkat ditanam tumbuh bercabang
Pohon kelapa tinggi menjulang
Di kebun tumbuh bermacam pisang
Lautan luas banyak isinya
Ikan dan udang, cumi dan gurita
Beranak pinak tiada hentinya
Kail dan jala untuk menangkapnya
Belum lagi kandungan buminya
Emas perak besi dan tembaga
Minyak bumi dan batubara
Semuanya serba tersedia
Tapi sangatlah mengherankan
Masyarakat miskin menyedihkan
Petani kurus seperti kurang makan
Sekolah anak tak sanggup melanjutkan
Hasil panen tidak berkecukupan
Pembeli pupuk uang mesti disisihkan
Belum lagi pembayar cicilan
Hutang tak pernah bisa dilunaskan
Ketika anak masih disekolahkan
Bertubi-tubi datang permintaan
Uang seragam, uang buku dan uang iyuran
Harus segera diselesaikan
Akhirnya apa boleh buat
Walau anak baru kelas empat
Sekolah terpaksa dianggap tamat
Berapa benarlah ilmu yang didapat
Begitu pula para nelayan
Disabung nyawa menghadang lautan
Ikan dijala dikumpulkan
Hanya untuk diserahkan pada juragan
Badan dililit permasalahan
Yang tak pernah berkesudahan
Pembeli solar uang dihutangkan
Ditambah pula untuk biaya makan
Ketika datang masa pancaroba
Ombak bergulung menggelora
Dipeluk lutut dan tatapan hampa
Menambah hutang jadi terpaksa
Akhirnya banyak yang tidak sabar
Pergi merantau untuk berikhtiar
Dunia garang hendak dicabar
Ternyata tidak pula berbinar
Hidup di kota-kota besar
Kejahilan dan kebengisan selalu mengincar
Kota yang ternyata hanya untuk orang pintar
Pintar bertopeng atau menyamar
Kalaulah kail panjang sejengkal
Kalau tidak panjang akal
Kota bukanlah tempat ideal
Salah-salah badan bisa terjual
Seperti itu hidup orang kebanyakan
Tidak di kampung tidak di perkotaan
Yang dihadapi selalu kesulitan
Sambung menyambung tak berkesudahan
Namun yang sangat mencengangkan
Suasananya tidaklah demikian
Bagi yang pandai mempermainkan
Segala hukum dan peraturan
Bagi mereka negeri ini adalah sorga
Tempat tinggal berpesta pora
Bersukacita bercengkerama
Hidup nikmat tidak terkira
Halal haram tak ada batasnya
Selama masih ada uangnya
Semua bisa diaturnya
Yang hitam bisa diputihkannya
Negeri yang konon ada hukumnya
Hukum buatan manusia
Lalu dipermainkan oleh mereka
Boleh dibuat sesuka-sukanya
Ada pengadilan dimana-mana
Tuntut menuntut bela membela
Putusan jatuh pada akhirnya
Kadang-kadang aneh kesudahannya
Pada suatu kejadian pengadilan
Tak mungkin lagi disangkalkan
Karena semua orang menyaksikan
Kesalahan terdakwa terbuktikan
Lalu hukuman dijatuhkan
Ke dalam penjara dimasukkan
Di dalamnya banyak para tahanan
Diapun tidak dikecualikan
Inilah salah satu puncak keajaiban
Kekuatan uangnya sungguh mengagumkan
Mampu menyulap sel tahanan
Jadi tempat tinggal penuh kenyamanan
Belumlah pernah kedengaran
Di negeri orang di negeri jiran
Hal yang sama dapat kejadian
Sebuah aturan yang menyesakkan
Akhirnya kucoba menyimpulkan
Ini adalah akibat kekufuran
Kufur nikmat atas pemberian
Yang Maha Kuasa dilecehkan
Loba dan tamak pakaian jiwa
Cinta dunia tidak terkira
Halal dan haram tak berbeda
Semua digasak tak ada puasnya
Banyak penipu dimana-mana
Yang berpangkat yang tak berpangkat sama saja
Asal ada kesempatan untuk mencida
Biar orang lain karam tidak apa-apa
Tak ada lagi sifat amanah
Yang dipercaya melanggar sumpah
Kelakuan mereka ibarat sampah
Masih juga membuat helah
Uang selalu jadi takaran
Tidak perduli bagaimana cara mendapatkan
Selama ada dalam tumpukan
Uang kertas selamanya menggiurkan
Pantas tak pantas bukan urusan
Janggal dan aneh dikesampingkan
Yang penting asal ada imbalan
Apapun sanggup dia lakukan
Begitu kalau hati dibutakan
Tak ingat apa yang akan didapatkan
Ketika kedurjanaan terbukakan
Terlambat segala penyesalan
Maka tanpa mereka sadar
Rahmat Allah berubah liar
Seharusnya nikmat lalu Allah tukar
Bencana datang tiap sebentar
Oleh karena itu wahai sahabat
Mari sekarang perbaharui niat
Orang sekitar cobalah lihat
Kepada mereka sampaikan nasihat
Dunia ini hanya sebentar
Kehidupan akhirat yang akan dikejar
Hendaklah setiap diri mempersiapkan benar
Sebelum jasadnya beku terkapar
Pandai-pandailah bersyukur
Sering-seringlah tafakur
Cecahkan kening sujud menyungkur
Kita semua dinantikan kubur
Jatibening, 13 Januari 2010
No comments:
Post a Comment