Thursday, March 13, 2008

Oleh-oleh Dari Perjalanan Haji 1424H (8)

8. Meninggalkan Madinah


Kami berada di Madinah sampai hari Selasa tanggal 27 Januari. Syukurlah tidak pernah lagi saya luput shalat berjamaah di mesjid Nabawi sampai saat meninggalkan kota itu. Dan saya sempat ke Raudhah lagi pada hari Senin dan Selasa, keduanya pada waktu dhuha. Bermunajat disana, memohon ampun, memohon pertolongan, memohon keridhaan Allah SWT. Tentu saja saya berdoa agar kiranya Allah mengizinkan saya lagi untuk kembali berziarah ke mesjid ini kelak, entah kapan-kapan.

Dan berziarah lagi ke makam Rasulullah SAW. Assalamu’alaika ya Rasulullah…… Agak lama saya berdiri memandang ke arah makam itu, mengulang-ulang ucapan salam dan shalawat. Berat sekali rasanya dada ini waktu itu. Dan menyampaikan salam kepada Abu Bakar dan Umar. Sebelum akhirnya melangkah keluar dari pintu mesjid sebelah timur.

Sekarang tiba waktunya untuk meninggalkan kota nabi ini. Setelah kunjungan singkat lima hari. Hari Selasa itu, sepulang dari mesjid sekitar jam sembilan kurang saya buru-buru mandi lagi (subuh tadi saya sudah mandi) untuk ihram. Dan memakai dua potong kain ihram saya sebaik-baiknya. Harus dua potong, tidak boleh dilebih-lebihkan. Tidak boleh pakai underwear. Itu mutlak.

Istri dan anak-anak saya sudah lebih dahulu siap. Barang-barang bawaan kami sudah dikeluarkan dari kamar dan bahkan sudah dibawa turun ke lobby hotel untuk dinaikkan ke bus. Menurut informasi dari fihak penyelenggara kami akan berangkat sekitar jam sembilan. Tapi ternyata kemudian baru benar-benar berangkat sudah liwat jam sebelas. Padahal kami sudah duduk di bus sejak jam sembilan. Entah kenapa sampai menunggu sekian lama. Bahkan ketika semua tas-tas dan koper-koper kami sudah dinaikkan, bus-bus itu belum juga diberangkatkan. Lucunya lagi, mula-mula kami tidak diizinkan sopir bus itu turun, karena katanya sudah segera mau berangkat. Setelah menunggu sekian lama, tak urung ada yang ingin ke belakang dan memaksa untuk turun, sopir itu tidak bisa lagi melarang.

Akhirnya bus itu berangkat juga. Beriring-iring 7 buah bus, karena kami bergabung dengan rombongan besar. Berhenti sebentar untuk pengurusan pasport di check point di luar kota Madinah sebelum melanjutkan perjalanan ke Bir Ali. Di mesjid Bir Ali kami shalat zuhur dan ashar dijamak dan diqasar. Shalat berjamaah berkelompok-kelompok karena jamaah datang dan pergi. Dan kami berpisah dengan rombongan wanita.

Sudah sejak berangkat dari Madinah tadi saya merasa gejolak dalam hati. Rasa haru yang dalam. Dan saat ini acara utama rangkaian ibadah haji segera dimulai. Saya menangis lagi. Waktu shalat terisak-isak. Dan waktu melafatzkan niat umrah juga terisak-isak. Labbaika Allahumma ‘umratan ‘an Saibi bin Ismail.

Sesudah itu kami kembali ke bus masing-masing. Kali ini bertalbiyah bersahut-sahutan. Bus masih menunggu beberapa saat sebelum melanjutkan perjalanan. Di luar orang datang dan pergi ke dan dari mesjid itu. Yang datang ada yang masih belum memakai ihram tapi yang pergi semua sudah dalam berihram. Tampak pula jamaah-jamaah wanita dari India dengan mukena berwarna hitam. Dan jamaah Turki. Dan jamaah Pakistan. Yang berombongan besar. Yang berombongan kecil. Dengan keperluan yang sama belaka. Memenuhi panggilan Allah untuk datang ke Baitullah. Labbaika Allahuma Labbaik. Labbaika laa syariikalaka labbaik. Innal hamda wani’mata laka walmulk, laa syariikalak.

Kami berangkat menuju Makkah. Dengan mengumandangkan talbiyah. Kami datang memenuhi panggilan Mu ya Allah. Kami datang memenuhi panggilan Mu. Tiada sekutu bagi Mu. Sesungguhnya segala pujian, dan ni’mat dan kerajaan kepunyaan Mu, tidak ada sekutu bagi Mu. Dan air matapun bercucuran.

Anak saya si Tengah berharap hari ini dia sudah benar-benar ‘bersih’. Setelah kemarin pagi-pagi dia merasa sudah bersih, tapi sore hari terharu lagi karena ternyata belum. Alhamdulillah sampai hari ini kami semua sehat-sehat saja. Dan semua antusias, terutama anak-anak saya tentu saja. Ini adalah awal pelaksanaan umrah yang akan dilanjutkan dengan haji. Semua sudah melafatzkan niat masing-masing. Bagi saya dan istri, kami sudah meniatkannya untuk ayah kami masing-masing.

Perjalanan menuju Makkah berjalan dengan mulus dan alhamdulillah tidak ada halangan apapun. Di tempat pemeriksaan di luar kota Makkah kami mendapat hadiah dari Khadamul Harramain, dari raja Saudi, sebuah kotak berwarna hijau dengan tulisan hadiah, berisi kue-kue dan minuman kotak. Hadiah yang kelihatannya dibagikan kepada semua jamaah haji yang datang. Sampai di Makkah sudah malam selepas maghrib. Mampir dulu ke kantor maktab 106 dan sesudah itu kami menuju ke Aziziah. Menurut rencana perjalanan kami akan menginap disini sampai hari Jumat pagi. Di Aziziah kami berkumpul di satu bangunan (rumah besar) hanya rombongan kecil kami saja. Rombongan besar menempati bangunan lain. Disini jamaah wanita dan pria dipisah. Kami ditempatkan delapan sampai sepuluh orang dalam satu kamar dan masing-masih mendapat ranjang.

Rupanya sebagian jamaah ada yang langsung berangkat untuk thawaf dan sai malam itu juga. Saya tidak termasuk kelompok ini. Karena sudah kecapekan, saya cepat-cepat tidur. Pagi-paginya saya termasuk yang duluan terbangun, kira-kira jam setengah empat. Waktu itu saya lihat sudah ada yang berganti pakaian. Artinya mereka sudah tahallul, sudah selesai thawaf dan sai. Dan rupanya mereka baru saja kembali dari Masjidil Haram. Saya buru-buru mandi dan shalat malam. Jam lima liwat saya ke luar mau pergi ke mesjid. Mesjid Abu Bakar, tidak jauh dari tempat kami menginap.


*****

No comments: